Untuk
persyaratan tumbuh anggrek Phalaenopsis amabilis agar dapat tumbuh
dengan subur dan berbunga indah yakni pada lokasi tempat tumbuh harus
memiliki suhu dan intensitas cahaya yang sesuai. Agar dapat membentuk
tangkai bunga (spike), maka Phalaenopsis membutuhkan temperatur udara
yang konstan yakni di bawah 28 derajat celcius. Suhu yang mencapai 32
derajat celcius meskipun hanya terjadi dalam waktu yang singkat, maka
akan dapat menghambat pembentukan tangkai bunga. Dengan kata lain,
pembungaan pada Phalaenopsis dapat dihambat dengan cara mempertahankan
temperatur udara di atas 28 derajat celcius atau dengan cara
meningkatkan persentase naungan menjadi 50% (cahaya sedang). Agar pada
satu tangkai dapat muncul banyak bunga, sejak panjang tangkai bunga 5 cm
(2 inci), maka temperatur diusahakan berada antara 18-25 derajat
celcius. Selain hal itu, jangan lupa juga untuk memberikan pupuk secara
teratur (Sri dan Maloedyn, 2007).
Pada dasarnya ada beberapa kondisi
optimal yang menyebabkan tanaman anggrek tumbuh dengan baik. Kondisi
tersebut berkaitan dengan cahaya matahari, suhu, angin, dan air.
1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangatlah penting bagi anggrek, karena merupakan sumber energi yang bermanfaat dalam proses fotosintesis. Fotosintesis
sendiri akan menghasilkan energi yang berguna bagi kehidupan anggrek.
Dilihat dari kebutuhan anggrek terhadap cahaya ini secara garis besar
dibagi menjadi tiga kelompok, yakni anggrek yang tumbuh baik di daerah
yang terkena cahaya matahari langsung atau memerlukan sekitar 100%
cahaya matahari, anggrek yang setengah ternaungi atau memerlukan 40-50%
cahaya matahari, dan anggrek yang tumbuh baik di daerah yang ternaungi
(teduh) atau hanya memerlukan cahaya matahari kurang dari 25%. Tanaman
anggrek yang memerlukan intensitas cahaya matahari penuh di antaranya
adalah Arachnis, Renanthera, Vanda. Anggrek yang memerlukan cahaya
40-50% yakni Cymbidium, Oncidium, Vanda, Dendrobium, dan Cattleya.
Sementara itu, anggrek yang memerlukan cahaya redup antara lain
Paphiopedilum dan Phalaenopsis.
2. Ketinggian Tempat
Pada umumnya tanaman anggrek tumbuh di
daerah tropis. Meskipun demikian, ketinggian tempat ikut menentukan
pertumbuhannya. Berdasarkan ketinggian tempatnya, anggrek dibagi menjadi
tiga golongan sebagai berikut : 1. Anggrek yang tumbuh baik di dataran
tinggi dengan ketinggian 1.001 m dpl (dari permukaan laut) dengan suhu
pada siang hari C dan pada malam hari C. Anggrek yang tumbuh baik di
dataran tinggi adalah Cymbidium, Miltonia, dan Paphiopedilum. 2. Anggrek
yang tumbuh baik di dataran sedang dengan ketinggian 501-1.000 m dpl
dengan suhu pada siang hari C dan pada malam hari C. Contoh anggrek
ini yaitu Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, dan Oncidium. 3. Anggrek
yang tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian sampai 500 m dpl
dengan suhu pada siang hari C dan malam hari C. Anggrek jenis ini
antara lain Arachnis, Renanthera, dan Vanda.
3. Sirkulasi Udara
Anggrek Phalaenopsis amabilis memerlukan sirkulasi udara yang baik, yakni udara yang berhembus lembut secara terus menerus sepanjang
kehidupan anggrek. Sirkulasi atau aliran udara yang terus-menerus ini
berguna untuk pergantian udara di permukaan daun dan akar. Sirkulasi
udara yang terlalu kencang dapat menyebabkan anggrek mengalami dehidrasi
karena air di permukaan daun dan akar mudah terbawa hembusan angin.
Sebaliknya jika udara tidak berhembus, maka proses respirasi dan
fotosintesis tidak akan berjalan dengan baik. Hasil fotosintesis berupa
oksigen jika tidak tertiup hembusan angin maka akan tertumpuk di
permukaan daun dan terserap kembali oleh daun, sehingga proses
fotosintesis akan terganggu dan tanaman menjadi tidak sehat. Pada malam
hari, saat anggrek menyerap dan mengeluarkan akan terjadi proses
yang sama, jika yang dikeluarkan tidak tertiup oleh angin, maka akan
tertumpuk di permukaan daun dan akar, sehingga akan terserap kembali
oleh tanaman dan tanaman menjadi tidak sehat. Ketidakadaan hembusan
udara juga dapat membuat anggrek mudah terserang berbagai jenis penyakit
yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Hembusan angin pada siang hari
dapat membantu menurunkan suhu udara, sehingga memudahkan dalam proses
pembuatan cadangan makanan dan pembentukan unsur yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan agar dapat berjalan dengan optimal. Tapi udara yang terlalu
kencang juga dapat menyebabkan kuncup bunga mudah rontok.
4. Kelembaban Udara
Kelembaban udara paling baik untuk tanaman anggrek yakni tidak kurang dari 70 %. Pada kelembaban udara sekitar 50 %, anggrek dapat
tumbuh dengan cukup baik, tetapi tidak sebaik pada kelembaban 70 %.
Kelembaban tinggi bukan berarti anggrek akan tumbuh dengan baik jika
akarnya terendam air. Pada kondisi seperti ini anggrek akan mudah
terserang penyakit busuk daun dan busuk tunas. Di alam, saat terjadi
hujan deras maka tanaman akan menjadi basah, tetapi dua jam kemudian
kering kembali. Hal ini mengindikasikan bahwa anggrek tidak menyukai
keadaan becek dan banyak air. Jika pada kondisi kering, maka kebutuhan
tanaman anggrek terhadap air akan sulit terpenuhi dan juga rentan pada
serangan penyakit dan dehidrasi.
5. Fotoperioditas
Fotoperioditas adalah lamanya pencahayaan
matahari terhadap tanaman anggrek. Pembungaan pada anggrek salah
satunya dipengaruhi oleh hal ini. Lama atau sebentarnya pencahayaan
terhadap tanaman anggrek akan berpengaruh pasa sintesis hormon florigen
(hormon tumbuh yang memacu pembentukan bakal bunga). Saat periode gelap
lebih lama disbanding terang, maka sintesis hormon florigen lebih banyak
dan bakal bunga akan tumbuh lebih cepat. Indonesia termasuk daerah
tropis dengan periode gelap dan terang sepanjang tahun yang relatif
berimbang. Karenanya, tanaman anggrek yang cocok tumbuh di Indonesia
antara lain Dendrobium, Phalaenopsis, dan Anggrek asli Indonesia lainnya
(Ayub, 2005).
Sumber : http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/10/agar-anggrek-tumbuh-dengan-baik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar